M. Agung Nugroho, Kepala Rutan kelas IIB Ponorogo hadir dalam acara Pancasila night bersama bupati dan forkopimda
PONOROGO, SINYALINDONESIA – Hujan turun di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo, Sabtu malam (31/5/2025). Namun derasnya langit tak menyurutkan semangat masyarakat. Di bawah payung dan jas hujan, mereka tetap berdiri.
Menyambut kirab hasil bumi dan parade budaya yang digelar dalam Pancasila Night—sebuah malam kebangsaan untuk menandai Hari Lahir Pancasila, 1 Juni.
Malam itu, warna-warni budaya dan hasil bumi rakyat menyatu dalam satu irama: gotong royong.
“Kalau ditanya sila mana yang paling dekat dengan rakyat? Ya gotong royong,” ujar Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam sambutannya, sembari menatap kerumunan yang basah tapi tak goyah.
Kirab bukan sekadar arak-arakan, tapi refleksi nyata semangat Pancasila yang hidup. Dari barisan reog hingga hasil panen warga desa, dari anak-anak ber selendang batik hingga warga tua berpakaian adat—semua menyuarakan keberagaman yang menyatu dalam nilai kebangsaan.
Kepala Rutan Kelas IIB Ponorogo, Muhammad Agung Nugroho, hadir bersama jajaran Forkopimda.
Kehadirannya menandai dukungan terhadap sinergi antar-lembaga, serta komitmen untuk menanamkan nilai Pancasila tak hanya di luar tembok penjara, tapi juga di dalamnya.
“Nilai-nilai Pancasila harus menjadi nafas sehari-hari, tidak hanya di momen seremonial,” kata Agung usai acara.
Pancasila Night menjadi simbol: bahwa meski langit muram dan jalan becek, semangat persatuan tetap menyala.
Di Ponorogo, perbedaan bukan ancaman—melainkan kekuatan. Sebab seperti kata sang bupati, jangkar kita satu: Pancasila.(Nang/SI/Red).
Posting Komentar