BANTUL, SINYALINDONESIA – Suasana sakral terasa menghiasi Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu (8/8/2023), saat Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar rangkaian tradisi Wilujengan dan Labuhan.
Upacara adat ini merupakan bagian dari perayaan Bulan Suro Tahun 2023, yang dipimpin langsung Prameswari Dalem Kraton Surakarta Hadiningrat GKR Pakoe Boewono. Para keluarga, kerabat, dan abdi dalem turut memeriahkan upacara dengan khidmat. Setelah dilaksanakan wilujengan atau doa bersama di Pendopo Kompleks Cepuri Parangkusumo, prosesi dilanjutkan dengan kirab, mengarak sesaji dan ubo rampe menuju Pantai Parangkusumo.
Pemandangan pantai dengan ombak deburan memberikan sambutan yang luar biasa bagi rombongan, yang dipimpin oleh Prameswari Dalem GKR Pakoe Boewono XIII. Dalam suasana seperti ini, di bawah terik matahari, mereka berdoa dan menggelar labuhan.
Tindakan berikutnya, yang dipimpin oleh GKR Pakoe Boewono, melibatkan para abdi dalem yang membawa sesaji untuk dilarung atau dihanyutkan ke Laut Selatan. Melarung sejumlah sesaji dan ubo rampe ke laut di bawah terang matahari, acara labuhan mencapai puncaknya.
Pengageng Parentah Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat KGPH Adipati Drs. Dipokusumo M.Si. menjelaskan bahwa labuhan ini adalah bagian dari rangkaian perayaan Bulan Suro, sebagai bulan pertama dalam kalender Jawa. Tujuan dari ritual ini adalah untuk menghormati tradisi leluhur dan memperdalam pemahaman tentang hubungan antara manusia, sesama, dan alam.
“Inti dari upacara Labuhan Parangkusumo, manusia harus memahami sebagai ciptaan Tuhan berkaitan dengan sesama dan berkaitan dengan alam. Itu semua juga berkaitan dengan bagaimana memahami realitas masyarakat, bahwa lingkungan kehidupan kita adalah lebih banyak laut dari pada daratan,” jelas KGPH Adipati Drs. Dipokusumo M.Si.
Ia juga menyebutkan keyakinan masyarakat Jawa bahwa Laut Selatan dikuasai oleh Kanjeng Ratu Kencono Sari, bagian penting dari upacara adat Labuhan yang diadakan oleh Kraton Surakarta. Meskipun demikian, tujuan sejati dari labuhan adalah sebagai bentuk permohonan perlindungan dan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Satu-satunya tujuan di upacara labuhan adalah mohon perlindungan dan petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” tegasnya. “Dan untuk menghormati para leluhur yang telah melaksanakan, melestarikan, dan mengembangkan (adat dan tradisi) supaya bermanfaat bagi sesama,” imbuhnya.
GKR Pakoe Boewono Pimpin Labuhan Sesaji di Pantai Parangkusumo.
Setelah upacara labuhan selesai, masyarakat dan pengunjung Pantai Parangkusumo dapat berpartisipasi dalam tradisi ngalab berkah. Namun, demi keselamatan, tim SAR turun tangan untuk memberikan pengamanan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tradisi Wilujengan Kiblat Sekawan merupakan bagian penting dari warisan budaya Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kegiatan ini diselenggarakan setiap tahun pada Bulan Suro. Dalam perayaan ini, Kraton Surakarta melaksanakan Wilujengan dan Caos Sesaji di empat lokasi penting, yaitu Gunung Lawu, Pantai Parangkusumo (Laut Selatan), Gunung Merapi, dan Alas Krendowahono. Keempat lokasi ini dianggap keramat karena diyakini mendukung berdirinya Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.(Nang/humas).
COMMENTS