Menuju Kota Santri, Pemkab Ponorogo Rancang Bukit Khotmil Qur'an Sebagai Ikon Religi Baru

Bupati Ponorogo H Sugiri Sancoko 

PONOROGO, SINYALINDONESIA
 — Pemerintah Kabupaten Ponorogo tengah menggagas pembangunan Bukit Khotmil Qur’an, sebuah destinasi religi dan edukatif yang diproyeksikan menjadi ikon baru di ujung selatan Bumi Reyog. 

Tak sekadar tempat wisata, bukit ini dirancang sebagai ruang spiritual dan budaya untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap Al-Qur’an dengan pendekatan yang menyenangkan.

Gagasan ini diungkapkan langsung oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Gedung Sasana Praja, Rabu (30/4/2025). 

Ia menjelaskan bahwa saat ini proses penyusunan Detail Engineering Design (DED) masih berlangsung, termasuk penentuan lokasi yang disebut akan berkolaborasi dengan Perhutani.

“Kita cari titik paling eksotik dan strategis yang bisa jadi magnet destinasi wisata religi. Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tapi upaya menjadikan Ponorogo betul-betul sebagai kota santri dan budaya,” kata Kang Giri, sapaan akrabnya.

Konsep Spiritual dalam Jalur Pendakian

Tak biasa. Bukit Khotmil Qur’an dirancang seperti jalur pendakian yang membentang dari surat Al-Fatihah di kaki bukit, menuju puncak yang ditandai Juz Amma. 

Setiap pos mewakili surat-surat dalam Al-Qur’an, membentuk perjalanan fisik sekaligus spiritual yang bisa diikuti oleh anak-anak, santri, hingga keluarga.

“Inilah konsep yang kita dorong: menyelesaikan bacaan Al-Qur’an tidak hanya di ruang pengajian, tapi juga lewat pengalaman yang menggembirakan seperti hiking atau outbound,” ungkap Sugiri. “Harapannya, anak-anak bukan hanya khatam, tapi juga termotivasi menghafal dan mencintai Al-Qur’an,” lanjutnya.

Dukungan Publik dan Masa Depan Pariwisata Religi

Pembangunan bukit ini menjadi bagian dari visi Ponorogo Hebat lima tahun ke depan. Sugiri mengajak semua elemen masyarakat untuk mendukung realisasi proyek ini, yang diyakini akan menjadi episentrum baru pariwisata religi di Jawa Timur.

“Bukit ini akan jadi ruang perjumpaan antara nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan wisata edukatif. Kita butuh tempat yang bisa menanamkan nilai agama tanpa menggurui, dan bukit ini semoga menjadi jawabannya,” tandas Sugiri, yang kini memasuki periode keduanya memimpin Ponorogo.

Jika terealisasi, Bukit Khotmil Qur’an bukan hanya monumen spiritual, tapi juga simbol transformasi Ponorogo sebagai kota yang merawat warisan budaya sambil merangkul semangat zaman. Sebuah langkah progresif dari kota yang tak hanya dikenal dengan Reog, tapi juga dengan cahaya ilmu dan keimanan.

Penulis : Nanang

0/Post a Comment/Comments

Dilihat :