Sosialisasi wawasan kebangsaan oleh H. Riyadh Rosyadi, anggota DPRD Provinsi Jawa timur fraksi PKS dapil 7 jatim
SINYALINDONESIA, PONOROGO - H. Riyadh Rosyadi, anggota DPRD Propinsi Jawa timur fraksi PKS dapil 7 Jatim meliputi Kabupaten Ponorogo, Magetan, Trenggalek, Pacitan dan Ngawi memanfaatkan waktu masa sidang pertama tahun 2022 dengan menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan dengan tema mengikis paham radikalisme dalam berbangsa dan bernegara.
Acara yang digelar di aula hotel Maesa Ponorogo tersebut diikuti oleh ratusan kader PKS yang ada di dapil 4 dan 6 Kabupaten Ponorogo, Kamis, 21/4.
H. Riyadh Rosyadi, Anggota DPRD Propinsi Jatim dari PKS |
Hadir dalam acara jajaran pengurus DPD PKS Kabupaten seperti terlihat ketua DPD PKS Kabupaten, Agus Hamid Hamdani, Sekum Agus Sutopo dan sejumlah tokoh PKS seperti H. Ahmad Tobroni ditambah kader PKS lainnya.
Dalam uraiannya, H. Riyadh Rosyadi dihadapan kader PKS menjelaskan bahwa sosialisasi wawasan kebangsaan dengan tema mengikis paham radikalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memang sangat perlu dan harus diulang-ulang agar supaya masyarakat paham dan tidak salah mengartikan dan jika itu terjadi maka akan sangat merugikan kehidupan kita termasuk merusak kebaikan yang selama ini dibangun di tengah masyarakat.
Oleh karena itu dirinya mengajak kepada seluruh peserta dan masyarakat untuk kembali fitrah bagaimana cara ber NKRI yang sesungguhnya sesuai yang digariskan oleh para pendiri bangsa Indonesia dulu yaitu hidup berdampingan satu dengan yang lain meski berbeda-beda tapi tetap satu jua.
Dijelaskan H. Riyadh Rosyadi bahwa paham radialisme itu terjadi karena ada pemahaman yang kliru dalam berpikir hingga berujung pada tindakan teror atau terorisme. Dan itu sangat berbahaya, oleh karena itu dalam kesempatan itu dirinya mengajak kepada seluruh peserta untuk kembali pada fitrah kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai cita -cita para pendiri bangsa ini.
Menjawab pertanyaan wartawan bahwa selama ini PKS dituduh dekat atau sering dikaitkan dengan berbagai paham menyimpang tersebut?. Menjawab hal itu dirinya mengaku bahwa itu pandangan hanya sebagian kecil segelintir orang saja tapi sejatinya PKS adalah partai rahmatan lilngalamin. Tentu saja, PKS itu sebuah partai bukan mahzab fikih atau agama atau bukan aliran keagamaan.
"PKS itu sebuah partai politik, jadi siapa saja boleh masuk dan isi didalamnya adalah kumpulan dari berbagai macam hal. Sehingga tidak benar ketika ada pandangan seperti itu. Apalagi dengan tagline baru PKS yaitu transformasi dan kolaborasi sehingga siapa saja dan apa latar belakang kamu semua boleh masuk PKS tanpa ada perbedaan." Jelasnya.(Nang).
COMMENTS