
Rombongan Rutan kelas IIB Ponorogo silaturahmi ke Dandim Ponorogo
PONOROGO, SINYALINDONESIA – Muhammad Agung Nugroho, Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Ponorogo yang baru menjabat, langsung tancap gas. Belum genap sepekan bertugas, ia mengawali perkenalannya dengan menyambangi satu per satu pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ponorogo pada Senin (2/6/2025) siang.
Silaturahmi itu tak sekadar ritual formalitas. Agung membawa misi memperkuat jejaring antar-lembaga, menyelaraskan visi penegakan hukum, serta memperkokoh koordinasi di lini pemasyarakatan. Dalam kunjungannya, ia didampingi jajaran pejabat struktural Rutan Ponorogo, berkeliling ke empat institusi strategis:
- Mapolres Ponorogo, disambut langsung Kapolres AKBP Andin Wisnu Sudibyo
- Kodim 0802 Ponorogo, bertemu Komandan Kodim Letkol Inf. Saharudin
- Pengadilan Negeri Ponorogo, diterima Ketua PN Dr. Rimdan, S.H., M.H.
- Kantor Kementerian Agama Ponorogo, silaturahmi dengan Kepala Kankemenag Dr. Moh. Nurul Huda, M.Pd.
Setiap pintu yang diketuk, terbuka hangat. Para pimpinan instansi menyambut Agung dengan tangan terbuka—menandai sinyal positif atas kepemimpinan baru di balik jeruji Rutan Ponorogo.
“Kami percaya bahwa keberhasilan pelaksanaan tugas pemasyarakatan sangat bergantung pada dukungan dan sinergi dengan instansi terkait, khususnya jajaran Forkopimda. Silaturahmi ini menjadi langkah awal untuk membangun komunikasi yang lebih intens dan kolaboratif,” ujar Agung saat ditemui seusai kunjungan.
Sinergi Bukan Sekadar Seremonial
Langkah Agung terbilang strategis. Di era pemasyarakatan modern, tantangan tidak hanya berhenti pada keamanan blok tahanan, tapi juga menyangkut pembinaan kepribadian, keagamaan, hingga reintegrasi sosial warga binaan. Untuk itu, pendekatan yang ia tempuh menyentuh hulu-hilir: dari keamanan, hukum, sampai spiritualitas.
Kapolres, Dandim, Ketua Pengadilan Negeri, dan Kepala Kankemenag sepakat bahwa pembinaan warga binaan tak bisa berjalan tanpa koordinasi yang solid.
Bahkan lebih jauh, mereka menyampaikan komitmen untuk ikut mendukung program-program pembinaan, baik melalui penyuluhan, pendampingan hukum, maupun penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan di dalam rutan.
Rutan Bukan Lagi Tempat "Menghukum" Semata
Langkah awal Agung ini menjadi cerminan bahwa wajah Rutan Ponorogo tidak sekadar tempat mengurung pelanggar hukum, melainkan juga tempat membina dan memulihkan nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor, ia ingin membangun atmosfer baru: pemasyarakatan yang humanis dan berorientasi pada pemulihan sosial.
Di akhir setiap kunjungan, Agung menyerahkan cendera mata sebagai simbol penghargaan dan penghormatan atas kerja sama yang telah terjalin selama ini. Tak berlebihan bila sinyal awal kepemimpinannya ini membawa optimisme baru.
Dengan semangat silaturahmi dan sinergi ini, Rutan Ponorogo menegaskan posisinya sebagai bagian dari sistem penegakan hukum yang progresif: bukan hanya mengamankan, tetapi juga memberdayakan. Semua demi satu tujuan besar: warga binaan yang kembali sebagai warga negara yang utuh.
Penulis : Nanang
Posting Komentar