![]() |
Anggota Babinsa Kodim Ponorogo beri pendampingan ke petani agar jual gabah sesuai harga pemerintah |
PONOROGO, SINYALINDONESIA – Para petani di Ponorogo diimbau untuk tidak menjual gabah dengan harga di bawah ketetapan pemerintah. Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodim 0802/Ponorogo aktif turun ke lapangan untuk memastikan petani menjual hasil panennya dengan harga yang layak, sesuai ketetapan pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram.
Langkah ini dilakukan melalui komunikasi sosial (Komsos) dengan petani di desa binaan. Salah satunya dilakukan oleh Sertu Ajis, anggota Koramil Tipe B 0802/08 Sampung, yang menemui Sunardi, petani asal Desa Jenangan, Kecamatan Sampung, Minggu (9/3/2025).
“Bertemu langsung seperti ini penting bagi kami agar memahami kendala yang dihadapi petani, terutama terkait harga gabah,” ujar Sertu Ajis kepada Media Center 0802.
Ia menegaskan bahwa para petani tidak boleh terjebak dalam permainan tengkulak yang kerap membeli gabah dengan harga rendah. Jika ada pihak yang mematok harga di bawah ketetapan pemerintah, petani disarankan menjual hasil panennya ke Bulog agar mendapatkan harga yang lebih adil.
“Bulog siap menyerap gabah dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Ini tentu lebih menguntungkan petani dibandingkan menjual kepada tengkulak yang sering memainkan harga,” tambahnya.
Fenomena tengkulak yang membeli gabah dengan harga murah masih menjadi persoalan di kalangan petani Ponorogo. Padahal, harga Rp6.500 per kilogram yang ditetapkan pemerintah bertujuan untuk melindungi petani agar tidak merugi akibat permainan pasar.
Dukungan Babinsa dalam mengedukasi petani ini menjadi langkah strategis dalam menjaga kestabilan harga gabah di tingkat petani. Dengan pendekatan langsung ke lapangan, mereka diharapkan bisa lebih memahami pentingnya menjual hasil panen sesuai harga yang telah diatur oleh pemerintah.
Sosialisasi seperti ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan kesejahteraan petani, sekaligus menjaga ketersediaan stok beras nasional agar tetap stabil.(Nang).
Posting Komentar